Masa lalu ibarat setetes air hujan, yang mana ketika hujan deras, bagaimanan cara kita untuk melewatinya tanpa terkena setetes pun? Bagaimana cara kita menghindarinya untuk sampai ke tempat tujuan kita ?
ya, jawabannya adalah lompat ke tengah hujan tersebut, biarkan seluruh tubuh kita basah. ikut berbahagialah bersama setiap tetesnya, jangan dilawan atau dihindari karena bagaimana pun akan sia-sia kita akan tetap basah. Peluk lah hujan itu, rangkul dengan kedamaian.
Jawaban yang sungguh menarik, memaknai arti kehidupan yang terus mengalir tanpa melupakan atau menghindarinya sedikit pun. Ikhlaskan. Sulit memang, teramat sulit bahkan. Kadang kita tak mampu untuk berdiri ditengah terpaan badai, tak sanggup memulai sebuah perjuangan baru ketika kita sudah jatuh tersungkur.
Tapi, ingatlah bahwa hidup terus berputar, kadang kita diatas kadang juga kita di bawah, dan itu tidak kekal sifatmya. Akan ada masa dimana kita memang harus merangkul semua masa lalu yang pahit, merangkulnya dengan sebuah kedamaian, keihlasan serta keteguhan hati. Ketika kita semua mampu melakukannya, percayalah akan ada sebuah kejaiban yang tak terduga hasil dari segala apa yang kita lakukan.
Ya, begitulah kehidupan, ada yang kita tahu dan ada pula yang tidak kita tahu. tapi yakinlah, dengan ketidaktahuan kita atas rencana-Nya bukan berarti Tuhan tak adil.
Mulailah percaya dari hati kita semua, kita mungkin memiliki masa lalu yang buruk, namun kita juga memiliki kepalan tangan yang kuat untuk merubahnya, kepalan tangan yang akan menentukan sendiri nasib kita hari ini, esok dan seterusnya.
Terinspirasi dari bang Darwis, Tere Liye dalam beberapa Novelnya :
Novel Tentang Kamu
Novel Rembulan Tenggelam di Wajahmu
Novel Daun yang Jatuh tidak Pernah Membenci Angin
0 komentar:
Posting Komentar