Sabtu, 22 Oktober 2016

Prinsip Motivasi

Ada beberapa prinsip motivasi yang dapat dijadikan pedoman dalam proses belajar mengajar, antara lain adalah sebagai berikut:

a. Prinsip Kompetisi

Prinsip kompetisi adalah persaingan secara sehat, baik inter maupun antar pribadi. Kompetisi inter pribadi (Self Competition) adalah kompetisi dalam diri pribadi masing-masing dari tindakan atau unjuk kerja dalam dimensi tempat dan waktu. Sedangkan kompetisi antar pribadi adalah persaingan antara individu yang satu dengan yang lain. Dengan adanya persaingan yang sehat, dapat ditimbulkan motivasi untuk bertindak secara lebih baik. Salah satu bentuk misalnya perlombaan karya tulis, lomba menjadi siswa teladan, lomba keterampilan dan lain sebagainya. Kompetisi juga dapat dilakukan antar sekolah untuk mendorong siswa melakukan berbagai upaya unjuk kerja belajar yang baik.

b. Prinsip Pemacu

Dorongan untuk melakukan berbagai tindakan akan terjadi apabila ada pemacu tertentu. Pemacu ini dapat berupa informasi, nasehat, amanat, percontohan, dan lain-lain. Dalam hal ini motif teratur untuk mendorong agar selalu melakukan berbagai tindakan dan unjuk kerja melalui konsultasi pribadi, nasehat atau amanat dalam upacara, ceramah keagamaan, bimbingan, pembinaan, dan lain sebagainya.

c. Prinsip ganjaran dan hukuman

Ganjaran yang diterima seseorang dapat meningkatkan motivasi untuk melakukan sesuatu yang menimbulkan ganjaran itu. Setiap unjuk kerja yang baik apabila diberikan sebuah reward yang memadai cenderung akan menimbulkan motivasi. Misalnya pemberian hadiah kepada siswa yang berprestasi. Selain prinsip ganjaran, prinsip hukuman juga dapat menimbulkan motivasi siswa untuk tidak lagi melakukan tindakan yang menyebabkan hukuman itu. Hal yang harus diterapkan secara proporsional dan benar-benar dapat memberikan motivasi.

d. Prinsip Kejelasan Dan Kedekatan Tujuan

Makin jelas dan makin dekat suatu tujuan, maka makin mendorong seseorang untuk melakukan tindakan. Sehubungan dengan prinsip ini, maka seyogyanya setiap siswa memahami tujuan belajarnya secara jelas. Hal itu dapat dilakukan dengan memberikan penjelasan suatu tujuan dari tindakan yang diharapkan. Cara lain adalah dengan membuat tujuan-tujuan yang masih umum dan jauh menjadi tujuan yang khusus dan lebih dekat.

e. Pemahaman Hasil

Dalam uraian diatas, telah dikemukakan bahwa hasil yang dicapai seseorang merupakan feedback dari apa yang telah dilakukannya, dan itu semua dapat memberikan motivasi untuk melakukan tindakan selanjutnya. Perasaan sukses yang ada pada diri seseorang akan mendorongnya untuk selalu memelihara dan meningkatkan kerja agar terus menjadi lebih baik lagi. Pengetahuan tentang “balikan”, memiliki kaitan erat dengan kepuasan yang dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut, para pengajar seharusnya selalu memberikan feedback kepada setiap unjuk kerja yang telah dihasilkan oleh setiap siswa. Misalnya mengembalikan tugas-tugas yang telah dibuat siswa dengan nilai dan komentarnya. Umpan balik(Feedback) seperti ini akan sangat bermanfaat untuk mengukur derajat hasil belajar yang telah dihasilkan untuk keperluan perbaikan dan peningkatan selanjutnya. Para siswa hendaknya selalu dipupuk untuk memiliki rasa sukses dan terhindar dari berkembangnya rasa gagal.

f. Pengembangan Minat

Minat dapat diartikan sebagai rasa senang atau tidak senang dalam menghadapi suatu objek. Prinsip dasarnya adalah motivasi seseorang cenderung akan meningkat apabila yang bersangkutan memiliki minat yang besar dalam melakukan tindakannya. Dalam hubungan ini motivasi dapat dilakukan dengan jalan menimbulkan atau mengembangkan minat siswa dalam melakukan kegiatan belajar. Dengan demikian siswa akan memperoleh kepuasan dan unjuk kerja yang baik. Pada akhimya dapat menumbuhkan motivasi belajar secara efektif dan produktif.

g. Lingkungan yang Kondusif

Lingkungan kerja yang kondusif, baik lingkungan fisik, sosial, maupun psikologis, dapat menumbuhkan dan mengembangkan motif untuk bekerja dengan baik dan produktif. Untuk itu dapat diciptakan lingkungan fisik yang sebaik mungkin, misalnya kebersihan ruangan, tata letak, fasilitas, dan sebagainya. Demikian pula lingkungan sosial­ psikologis seperti hubugan antar pribadi, kehidupan kelompok, kepemimpinan, promosi, bimbingan, kesempatan untuk maju, kekeluargaan dan sebagainya.

Referensi :
Surya, Mohamad. (2003). Psikologi Konseling. Bandung : Pustaka Bani Quraisy
http://ewintribengkulu.blogspot.com/2013/04/prinsip-prinsip-motivasi-belajar.html

0 komentar:

Posting Komentar

 
;