Pendidikan itu sendiri memiliki 3 aspek fungsi yang saling berkaitan satu sama lain, Fungsi pertama ialah fungsi konservatif, dimana pendidikan merupakan wadah untuk menjaga dan melestarikan nilai-nilai adab, budaya dan peninggalan. Fungsi ini terdapat pada hati. Dari sebuah keteguhan hati yang tulus untuk senantiasa menjaga dan mempertahankan nilai-nilai yang dimilikinya. Menurut John Dewey, Paham Konservatif mengemukakan bahwa pendidikan adalah suatu alat pembentukan pribadi anak atau peserta didik tanpa memperhatikan kekuatan-kekuatan atau potensi-potensi yang ada dalam diri anak. Sehingga pendidikan memiliki peran yang sangat penting. Dapat diartikan pula bahwa pendidikan merupakan suatu proses pembentukan jiwa dari luar diri anak atau peserta didik yang mana informasi itu disalurkan secara faktual. Contohnya adalah agama, sejarah dan budaya, yang mana peserta didik hanya dapat menerima dan kemudian diharuskan untuk selalu menjaganya.
Fungsi kedua adalah fungsi transformatif, dimana pendidikan merupakan alat perubahan untuk mengubah kehidupan manusia untuk semakin maju dan berkembang. Untuk melakukan perubahan itu, diperlukan kecerdasan kognitif didalamnya. Aspek transformatif sangat penting karna dilihat dari roda kehidupan yang semakin keras, sehingga pendidikan harus digencarkan dengan sangat efektif agar dapat menghasilkan hasil berkualitas untuk menjalankan peran kehidupan di masa mendatang. Salah satu contohnya fungsi transformatif adalah kemajuan teknologi dalam kehidupan kita. Kemajuan teknologi ini disebabkan oleh pendidikan yang semakin maju. Karena melalui pendidikan kita dapat memperoleh segala informasi yang kita inginkan sehingga terus berkembang dan menciptakan sebuah teknologi modern.
Adapun fungsi ketiga ialah fungsi inovatif yang terletak pada tangan atau keterampilan. Dimana Pendidikan merupakan ranah untuk menggali dan mengasah keterampilan yang dimiliki oleh setiap peserta didik. Pendidikan diharapkan untuk dapat mencetak generasi yang beketerampilan dan memiliki daya saing dengan yang lainnya. Dewasa ini, manusia telah sadar bahwa kecerdasan kognitif saja tidak cukup jika tidak memiliki keterampilan dan keteguhan hati dalam melakukan segala hal. Sehingga ketiga aspek diatas saling berkaitan satu sama lain untuk menciptakan sebuah karya yang luar biasa. Dan satu-satunya wadah untuk dapat menciptakannya adalah dengan pendidikan.
Lalu sudahkah pendidikan di Indonesia ini berfungsi ?
Pertanyaan ini bukan diajukan untuk para petinggi negara, menteri pendidikan atau para pendidik saja. Pertanyaan sederhana ini ditunjukkan untuk kita para generasi penerus bangsa. Pendidikan telah berfungsi jika ia sudah mencangkupi tiga fungsi diatas, dan berarti belum berfungsi jika belum mencangkupinya. Cara yang paling mudah untuk mengukur fungsi pendidikan itu ialah melalui sikap dan keteguhan hati. Ada pepatah yang mengatakan bahwa keberhasilan seorang guru dilihat dari kesuksesan muridnya. Pepatah itu benar adanya, dan dengannya pula kita dapat mengukur keberhasilan pendidikan di Indonesia. Sudahkah pendidikan berfungsi sebagaimana mestinya ? Jawabannya dilihat dari sikap, dan tingkah laku anak bangsa. Hal ini sesuai dengan tujuan kurikulum 2013 yang saat ini diterapkan di Indonesia, yang mana tujuannya adalah untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Oleh karena itu sudahkan pendidikan di Indonesia berfungsi ?
Rifda Risydiani Utami
Mahasiswi Jurusan Pendidikan Matematika
UNTIRTA Serang
Sudah terbit di Harian umum Kabar Banten, Senin 10 Oktober 2016
0 komentar:
Posting Komentar