Rabu, 19 Oktober 2016

Tujuan Pendidikan

The education is recognised as one of important factors in strengthening the ability of person potentiality to successfully integrate into sociality. Pendidikan diakui sebagai salah satu faktor penting dalam memperkuat potensi dan kemampuan seseorang untuk berhasil mengintegrasikan ke dalam sosialitas .” Demikian Bauziene (2012) dalam kumpulan jurnal international scientific Publications : Education alternative, volume 10 part 1 sehingga pendidikan dijadikan sebagai aspek yang memiliki peran dan pengaruh penting dalam kehidupan. 


Dewasa ini, setiap orang di Indonesia berlomba untuk meraih pendidikan setinggi-tingginya, berlomba untuk kuliah di Universitas elite demi kesuksesan karir di masa mendatang. Padahal lembaga yang bagus atau besar tidak menjamin kesuksesan dan keberhasilan seseorang karena kesuksesan itu berasal dari kerja keras individu itu sendiri. Namun faktanya, tiap orang tetap berusaha dan berupaya agar dapat masuk kedalam Lembaga Pendidikan yang bagus dan mendapatkan titel yang semakin tinggi, bahkan masih ada beberapa yang melakukan penyimpangan dalam prosesnya.
Salah satu contoh penyimpangan yang sering dijumpai dalam proses penyimpangan dalam pendidikan adalah budaya mencontek yang masih saja berlaku hingga saat ini. Budaya buruk ini akan menjadi kebiasaan yang melekat pada seorang individu jika tetap dibiarkan. Kebiasaan itu terjadi karena kesalahpahaman dalam mengartika tujuan dari pendidikan. Banyak orang yang mengira bahwa tujuan dilaksanakannya pendidikan adalah untuk mendapatkan kesuksesan dan keberhasilan dalam berkarir semata, padahal kesuksesan dan keberhasilan tersebut hanyalah bonus yang didapat dari pendidikan karena itu bukanlah tujuan utama dari pendidikan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan bahwa pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan.
Untuk mencegah terjadinya hal-hal yang demikian perlu kiranya perhatian yang lebih terhadap pembentukkan karakter pada tiap-tiap peserta didik. Seperti yang disebutkan oleh Rokhman, Hum, & Syaifudin (2014) bahwa “Education has been considered as the centre of excellence in preparing human's excellent characters. Pendidikan telah dianggap sebagai pusat keunggulan dalam mempersiapkan karakter baik bagi manusia.” Serta pengertian pendidikan dalam KBBI maka dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa tujuan utama dari pendidikan yang sesungguhnya adalah terciptanya karakter dan budi pekerti yang baik bukan mendapatkan kesuksesan atau hasil yang baik dalam berkarir. Agar dapat merealisasikan tujuan pendidikan tersebut, maka mulailah untuk menanamkan dan membentuk karakter yang baik sejak dini karena untuk mengubah karakter seseorang itu sangatlah sulit dan memerlukan proses yang tidak sebentar.

Ada banyak cara untuk membentuk karakter yang baik pada setiap anak, hal tersebut bisa dilakukan di lingkungan keluarga maupun sekolah. Pembentukkan karakter di lingkungan keluarga harus mulai ditanamkan sejak dini oleh para orang tua dan juga keluarga, mulai dari tatakrama dan sopan santun kepada lawan bicaca, mengajarkan kejujuran, kemadirian dan lain sebagianya. Dimulai keluarga karena lingkungan keluarga merupakan lingkungan pertama yang dikenal oleh anak. Namun bukan berarti hanya keluarga yang memiliki peran penting, ada faktor lain yang berpengaruh terhadap pembentukkan karakter anak, salah satunya guru dan lingkungan sekolah karena setelah ditanamkan karakter oleh orang tua perlu adanya pengembangan dan penyesuaian lagi ketika sudah masuk kedalam lembaga pendidikan formal dimana seorang individu mulai berinteraksi dengan orang-orang yang baru dikenalnya. Seorang guru bisa membentuk karakter siswanya contohnya dengan sering memberikan tugas atau latihan, maka siswa akan tebiasa disipilin untuk mengerjakan tugas atau latihan itu dan dengan sendirinya terbentuklah karakater disiplin.

Lalu apa peran lembaga pendidikan dalam membentuk karakter anak ?

Di lembaga pendidikan, anak berhak mendapatkan pendidikan karakter dari mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaaran serta Pendidikan Agama. Kedua ilmu pendidikan tersebut merupakan ilmu penunjang pembentukkan karakter pada anak karena didalamnya diajarkan segala bentuk tatakrama dan adab baik kepada Sang Pencipta maupun kepada sesama manusia. Maka sangat disayangkan ketika ilmu-ilmu tersebut hanya dijadikan hapalan saja tanpa adanya aplikasi pada kehidupan masing-masing. Padahal ilmu-lilmu tersebut merupakan bekal utama dalam proses menuntut ilmu, dengan memahami dan mengaplikasikan mata pelajaran pembentuk karakter dapat menumbuhkan karakter bagi tiap-tiap anak. Membentuk karakter pada anak bukanlah hal yang mudah, peran guru dan orangtua saja tidak cukup untuk membentuk karakter pada sorang anak. Lingkungan dan interaksi sosial juga merupakan faktor yang tidak boleh terlupakan karena dengan siapa seseorang bergaul dan berinteraksi akan sangat mempengaruhi karakter pada individu tersebut.

Maka dari itu, sebagai generasi penerus mari bergerak untuk meluruskan tujuan pendidikan yang sesungguhnya karena keadaan tidak akan pernah berubah dengan sendirinya tanpa ada yang mengubah. Kembalikan tujuan pendidikan yang sesungguhnya bukan lagi hanya untuk mendapatkan kesuksesan semata, kekayaan ataupun keberhasilan dalam karir melainkan dengan untuk menjadi pribadi yang berkarakter, karena individu yang terpelajar akan tercipta dari pendidikan karakter. Sebagaimana dikatakan dalam pepatah ” pendidikan yang berkarakter akan menciptakan banyak intelektual yang terpelajar bukan intelektual yang kurang ajar”



Referensi :

Bauziene, Z. (2012). The Significance of Voluntary Activity in The Organisation of Self-Studies in Higher Education : The Case of Locomotion Disorder. Education Alternatives, 10(3), 67–78.
Rokhman, F., Hum, M., & Syaifudin, A. (2014). Character Education for Golden Generation 2045 (National Character Building for Indonesian Golden Years). Procedia - Social and Behavioral Sciences, 141, 1161–1165. http://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.05.197

0 komentar:

Posting Komentar

 
;