Kamis, 20 Oktober 2016

Sabar, semudah itu kah ?

Sabar merupakan kata yang mudah diucapkan namun sulit untuk dijalankan. Kesabaran terkadang pahit, tapi hasilnya sangatlah manis. Ada yang berpendapat bahwa kesabaran ada batasnya. Rasulullah SAW bersabda : “Siapakah orang yang perkasa menurut kalian? Sahabat menjawab, Orang yang tidak dikalahkan oleh orang lain. Lalu Rasulullah menjawab, Bukan, keperkasaan dengan mengalahkan orang lain akan tetapi keperkasaan adalah orang yang dapat menguasai dirinya ketika marah” (Muttafaq’alaih)

Apa itu sabar?
Secara Anatomi Spiritual, sabar berhubungan dengan gangguan emosi. Berdasarkan gangguan emosi, pengertian sabar meliputi beberapa aspek, antara lain :

1. Pasrah atau tawakal, yakni sabar ketika mendapatkan musibah.

2. Sabar disaat menjalankan ibadah agar tidak timbul perasaan jenuh dalam beribadah.

3. Sabar dalam menjauhkan diri dari berbuat maksiat.

4. Sabar dalam mencapai perubahan ke arah yang lebih baik.

Keempat pengertian diatas menuju arah yang baik. Kesabaran meiliki tingkatannya masing-masing. Muhammad Sholikhin dalam bukunya The Power of Sabar menyatakan bahwa sabar menjalankan ketaatan kepada Allah mempunyai tingkatan lebih tinggidaripada sabar menahan diri dari kedurhakaan

Rasulullah bersabda : Sesungguhnya sabar itu hanyalah saat pertama kali musibah datang menimpa diri (H.R. Bukhari)

Dari hadist diatas dapat dipetik bahwa kesabaran itu erat kaitannya dengan suasana emosi dan perasaan. Ketika diawal musibah datang, emosi akan mengalami guncangan dan semakin berkurang sampai menghilang seiring berjalannya waktu. Oleh karenanya, agar tercapai tingkat kesabaran yang diridhoi oleh Allah, maka keiklasan sangat diperlukan. Keikhlasan ini muncul dari hati yang bersih. Ikhlas itu sendiri merupakan pilar dari kesabaran sebagai pengendalian emosi, dimana pilarnya adalah ikhlas yang berasal dari hati. Maka sanggupkah kita untuk bersabar ?

0 komentar:

Posting Komentar

 
;