Warna-warna pelangi mengajarkan pada kita agar selalu bersikap arif dalam menghadapi perbedaan. Sebab, keindahan warna yang muncul, akibat pertemuan antara sinar matahari dan rintik hujan. Dua dzat yang sama sekali berbeda asal usul dan karakternya. Secara alamiah, Tuhan juga menciptakan manusia secara berbeda-beda dengan pendapat yang berbeda-beda juga sesuai dengan pemahaman masing-masing. Namun, dalam sebuah tim, satu hal yang harus dijaga adalah sebuah keharmonisan demi tercapainya tujuan bersama.
Pelangi dengan warna-warna yang berbeda memberikan inspirasi bagi semua makhluk di bumi akan indahnya perbedaan. Coba kita bayangkan bagaimana pelangi ketika dia mempunyai warna yang sama? Putih saja? Merah saja? Hitam saja?
Filosofi pelangi seharusnya terpatri dalam diri setiap makhluk hidup. Perlu sebuah pemahaman akan indahnya perbedaan. Jangan pernah ada pertikaian ketika perbedaan itu hadir di masyarakat. Jika kita bisa menyebutkan pelangi itu indah karena memiliki beraneka macam warna, begitu halnya dengan perbedaat di antara kita. Kita harus memandangnya sebagai sebuah anugrah yang patut disyukuri dan diterima tanpa alasan apapun.
Tidak ada lagi pertikaian dan permusuhan hanya karena kita beda pendapat. Apa salahnya kita memiliki perbedaan pendapat yang dapat memperkaya wacana kita dan pada akhirnya akan menumbuhkan kehidupan yang madani (civil society). Makhluk yang mampu menerima perbedaan menuntun kita menuju kehidupan yang beradab dan pencapaian tujuan kedamaian hidup.
Sepanjang perbedaan-perbedaan ini dalam koridor keselamatan dan kemanusian makhluk adalah sah-sah saja untuk selalu membiarkan pebedaan itu tumbuh dan berkembang diantara kita. Sikap ini membawa kita pada sikap demokratis kita. Bukankah salah satu ciri dari proses demokrasi, menghargai setiap perbedaan yang muncul? Dan bukan membungkamnya? Atau bahkan menggunakan cara kekerasan ketika membungkam perbedaan itu?
Cara-cara anarkis seringkali menjadi pilihan bahkan yang lebih bodoh terjadi ketika perbedaan itu muncul meski dalam satu kelompok yang pada awalnya sepaham.
Pada akhirnya, saya hanya ingin mengingatkan kepada kita semua jika perbedaan itu muncul, ingatlah selalu pelangi di sore hari saat sang surya dengan malu-malu menebarkan pesonanya. Pelangi itu indah karena warna-warni, perbedaan itu juga indah bukan?
Referensi:
http://www.kompasiana.com/sulistyawan/filosofi-pelangi_551a301d8133112e7f9de0e6
http://catatanlaila6i6.blogspot.co.id/2012/05/filosofi-pelangi-perbedaan-itu-indah.html
https://chaochao.wordpress.com/2013/11/19/filosofi-pelangi/
0 komentar:
Posting Komentar