Jumat, 02 Desember 2016

Belajar dari Filosofi Hujan

HUJAN- Secara alamiah hujan terbentuk dari beberapa proses, diantaranya panas matahari yang menyebabkan air menguap, seperti danau,sungal,laut, manusia, hewan, tumbuhan dan benda lain yang mengandung air. Kemudian, hujan juga terjadi karena suhu udara yang tinggi yang menyebabkan uap air menjadi padat hingga membentuk awan, Dengan bantuan angin, awan-awan yang sudah terbentuk ini menjadi besar dan menjadikannya terus bergerak ke tempat yang memiliki suhu lebih rendah, semakin banyak butiran awan yang terkumpul maka warna awan akan berubah menjadi semakin kelabu, akibatnya titik-titik air semakin berat dan tak tertampung lagi maka terjadilah hujan.

Nah, dibalik proses turunnya hujan. Banyak pelajaran yang dapat kita ambil dari Hujan. Banyak orang yang belum tahu apa saja hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil dari turunnya hujan. So, kali ini mari kita bahas satu persatu.

1. Hujan mengajarkan kita untuk sabar menunggu.
Sebagaimana yang kita rasakan, menunggu adalah salah satu aktivitas yang sangat tidak disenangi oleh banyak orang. Namun tanpa disadari, hujan telah mengajarkan manusia untuk mau menunggu, menunggu sampai ia reda. Bukankah ketika reda, maka ia akan digantikan oleh keindahan baru? Begitupula dengan hidup, ada kalanya kita harus sabar menunggu takdir ketika kita sudah berusaha maksimal dan berdoa.

2.  Hujan itu romantis 
Dikatakan dalah sebuah quote dari Endlessend : “kamu tahu hal yang paling romantis dari hujan? Dia selalu mau kembali meski tahu rasanya jatuh berkali-kali”. Kutipan yang cukup tragis untuk dikutip memang. 

 3. Hujan itu waktu yang mustajab untuk berdoa 
Sebagian orang malah gelisah ketika hujan turun. Apalagi jika dirasa mengganggu aktivitasnya. Sehingga yang terjadi adalah mengeluh, mengeluh, dan mengeluh. Padahal, jika kita mau merenung dan memahami hadits-hadits Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, waktu hujan turun adalah saat mustajabnya do’a, artinya do’a (insya Allah) semakin mudah terkabulkan. Ibnu Qudamah dalam Al Mughni mengatakan, 

”Dianjurkan untuk berdo’a ketika turunnya hujan, sebagaimana diriwayatkan bahwa Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,

 اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ 

“Carilah do’a yang mustajab pada tiga keadaan : [1] Bertemunya dua pasukan, [2] Menjelang shalat dilaksanakan, dan [3] Saat hujan turun.” Begitulah, Allah, Sang Maha Kuasa, yang telah menciptakan hujan dengan segala manfaatnya. Tentu saja, seluruh ciptaan Allah bahkan yang dirasa mempersulit manusia pada hakikatnya memiliki manfaat masing-masing bukan? Dan yang harus selalu diingat, setetes air pun takkan jatuh dari langit tanpa izin-Nya. Subhanallaah. Lalu, apa jadinya jika hujan berhenti turun membasahi bumi? Semoga kita bisa membahas pertanyaan menarik ini di lain kesempatan, in syaa Allaah. Akhirul kalam, wallahu a’lam bi shawab.


Referensi :
http://ilmugeografi.com/ilmu-bumi/iklim/proses-terjadinya-hujan
http://www.kompasiana.com/afif-auliya-nurani/mungkin-filosofi-hujan_574d479702b0bd3a06d9dff5

0 komentar:

Posting Komentar

 
;