Pada masa ini, perang tidak lagi diidentikan sebagai gesekan fisik atau dengan senjata. Meskipun masih ada peperangan dengan senjata atau fisik seperti di gaza (palestina), Suriah, dan gejolak Mesir, ghazwul fikri tetap pada dominasi utama.
Perang padadasarnya muncul akibat kondisi umat yang jahil (bodoh). Kondisi umat yang jahil ini dapat dilihat kriterianya dalam Qs. Al-Maidah : 50 dan Qs. Az-Zumar : 64. Bodoh (jahil) yang dimaksud dalam Al- Qur’an ini tidak hanya yang kurang dalam pengetahuan tetapi moral dan kecerdasan hati.
Umat yang bodoh akan menghasilkan perang. Dan, perang terbagi atas 3 (tiga) media yaitu:
1. As-Siyasiyah (politik) : Qs.6:123;
2. Al-Asqariyah (militer) : Qs.2:217
Tujuan dari adanya Ghazwul Fikri adalah :
1. Ifsaad al-akhlaq (merusak akhlak) Qs.15:29
2. Tahthiim al-fikrah (menghancurkan fikrah) Qs.4:60
3. Idzabah asy-syakhsiyah (melarutkan kepribadian) Qs.68:6, 4:89
Secara bahasa : ghazwul fikri berasal dari kata ‘alghaz’ dan ‘fikr’. Artinya adalah perang pemikiran. Dan lebihtepatnya lagi kalau kita sebut sebagai perang peradaban. Secara istilah : penyerangan dengan berbagai cara terhadap pemikiran umat islam guna merubah apa yang ada didalamnya sehingga tidak lagi bisa mengeluarkan darinya hal-hal yang benar karena telah tercampur aduk dengan hal-hal yang tidak islami.
0 komentar:
Posting Komentar