Jum’at, 30 Oktober 2015 kemarin, setelah melaksanakan Mata kuliah pramuka di Pagi hari, para mahasiswa kelas IB prodi Pendidikan Matematika Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (UNTIRTA) kembali menggelar diskusi kelompok dalam mata kuliah pendidikan pancasila yang dilaksanakan di Ruang GAL320 Gedung A lantai 3 Untirta, tepatnya pukul 14.00 WIB. Diskusi kelompok ini dilaksanakan rutin setiap pekan, karena inilah sistem pengajaran yang dilaksanakan sesuai dengan kurikiulum yang berlaku yaitu kurikulum 2013, yang mana siswa dituntut untuk lebih aktif dan kreatif dalam menerima pelajaran serta mencari tahu informasi yang diperlukan. Pada kesempatan kali ini materi yang dibahas adalah “Pancasila sebagai Sistem Etika Politik dan Ideologi Negara” dan yang menjadi pemateri kali ini adalah Adella, Hafsah dan Dina Aulia Meiliana Nurhayat.
Diskusi pun dimulai dengan memaparkan dan menjelaskan latar belakang, tujuan penulisan serta rumusan masalah dari materi yang ingin disampaikan oleh kelompok ini, sehingga mempermudah mahasiswa lainnya dalam memahami materi apa yang ingin disampaikan.
Setelah itu para pemateri memulai diskusi dengan menerangkan makna dari bahsan yang akan disampaikan.
”Etika berasal dari kata Yunani etos yang artinya sepadan dengan arti kata susila. Etika adalah sebuah ilmu, yaitu sebagai salah satu cabang ilmu filsafat yang mengajarkan bagaimana hidup secara arif atau bijaksana, sehingga filsafat etika juga dikenal sebagai filsafat moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan tanggung jawab. Nah, etika itu sendiri dibagi menjadi dua , yang pertama, Etika umum yaitu etika yang merupakan prinsip- prinsip yang berlaku bagi setiap tindakan manusia. Yang kedua yaitu Etika khusus yang membahas prinsip-prinsip. Etika khusus dibagi menjadi etika individu yang membahas kewajiban manusia terhadap diri sendiri dan etika sosial yang membahas tentang kewajiban manusia terhadap manusia lain dalam hidup masyarakat, yang merupakan suatu bagian terbesar dari etika khusus. “ Ungkap Adella
“Sedangkan ,nilai itu pada hakikatnya adalah sifat dan kualitas yang melekat pada suatu obyeknya. Nilai merupakan kualitas dari sesuatu yang bermanfaat bagi kehidupan manusia yang kemudian nilai dijadikan landasan, alasan dan motivasi dalam bersikap dan berperilaku baik disadari maupun tidak disadari. Nilai sosial berorientasi kepada hubungan antar manusia sedangkan nilai politik berpusat pada kekuasaan serta pengaruh yang terdapat dalam kehidupan masyarakat maupun politik . Adapun norma adalah aturan-aturan dan ketentuan-ketentuan yang mengikat warga masyarakat atau kelompok tertentu dan menjadi panduan, tatanan, padanan dan pengendali sikap dan tingkah laku manusia. Norma merupakan sebuah perwujudan martabat manusia sebagai mahluk budaya, sosial, moral, dan religi. Norma merupakan suatu kesadaran dan sikap luhur yang dikehendaki oleh tata nilai untuk dipatuhi. . Oleh karena itu, norma sebagai penuntun, panduan atau pengendali sikap dan tingkah laku manusia. “ jelas Adella
“Nah, dalam kehidupan manusia, nilai dijadikan landasan, alasan, atau motivasi dalam bersikap dan bertingkah laku baik disadari maupun tidak. Selanjutnya, nilai dan norma senantiasa berkaitan dengan moral dan etika. Istilah moral mengandung integritas dan martabat pribadi manusia. Derajat kepribadian seseorang amat ditentukan oleh moralitas yang dimilikinya. Makna moral yang terkandung dalam kepribadian seseorang itu tercermin dari sikap dan tingkah lakunya. Dalam pengertian inilah maka kita memasuki wilayah norma sebagai penuntun sikap dan tingkah laku manusia. ” simpul Adella
Para mahasiswa pun menyimak apa yang dijelaskan oleh pemateri. Meskipun dilaksanakan di siang hari, para mahasiswa kelas IB masih tetap antusias dan mendengarkan para pemateri.
Pembahasan pun berlanjut,
“Selanjutnya tentang perngertian etika politik, etika politik itu sendiri berasal dari kata ‘politics’ yang memiliki makna bermacam macam kegiatan dalam suatu sitem politik atau Negara yang menyangkut proses penentuan tujuan-tujuan dari system itu dan diikuti dengan pelaksanaan-pelaksanaan itu. Berdasarkan pengertian-pengertian pokok tentang politik maka secara operasional bidang politik menyangkut konsep-konsep pokok yang berkaitan dengan negara (state), kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making), kebijakan (policy), pembagian (distribution), serta alokasi (allocation). “ kata Dina
“ Sedangkan, dimensi politis manusia senantiasa berkaitan dengan kehidupan negara dan hukum, sehingga senantiasa berkaitan dengan kehidupan masyarakat secara keseluruhan. Dimensi ini memiliki dua segi fundamental yaitu pengertian dan kehendak untuk bertindak. Sehingga dua segi fundamental itu dapat diamati dalam setiap aspek kehidupan manusia. Dua aspek ini yang senantiasa berhadapan dengan tindakan moral manusia, sehingga mausia mengerti dan memahami akan suatu kejadian atau akibat yang ditimbulkan karena tindakanya, akan tetapi hal ini dapat dihindarkan karena kesadaran moral akan tanggung jawabnya terhadap manusia lain dan masyarakat.” Terang Dina
Pembahasan selanjutnya mengenai Nilai-nilai Pancasila Sebagai Sumber Etika, Sebagai dasar filsafah negara pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan, melainkan juga merupakan sumber moraliatas terutama dalam hubunganya dengan legitimasi kekuasaan, hukum serta sebagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Sila pertama “Ketuhanan Yang Maha Esa” serta sila ke dua “kemanusiaan yang adil dan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan berbangsa dan bernegara
”Pancasila Sebagai Budaya Bangsa Indonesia, Secara kausalitas asal mula Pancasila dibedakan atas dua macam yaitu: asal mula yang langsung dan asal mula yang tidak langsung. Adapun pengertian asal mula tersebut adalah Asal Mula yang Langsung, pertama, asal mula bahan (Kausa Materialis) Asal bahan Pancasila adalah pada bangsa Indonesia sendiri yang terdapat dalam kepribadian dan pandangan hidup. Kedua, asal mula bentuk (Kausa Formalis). Asal mula bentuk Pancasila adalah Ir. Soekarno bersama-sama Drs.Moh Hatta serta anggota BPUPKI lainnya yang merumuskan dan membahas Pancasila terutama dalam hal bentuk, rumusan serta nama Pancasila. Ketiga, Asal mula karya (Kausa Effisien). Asal mula karya Pancasila adalah PPKI sebagai pembentuk Negara dan atas kausa pembentuk Negara yang mengesahkan Pancasila menjadi dasar Negara yang sah, setelah dilakukan pembahasan baik dalam sidang-sidang BPUPKI Panitia Sembilan. Keempat, Asal mula tujuan (Kausa Finalis). Asal mula tujuan Pancasila adalah para anggota BPUPKI dan Panitia Sembilan termasuk Soekarno dan Hatta yang menentukan tujuan dirumuskannya Pancasila sebelum ditetapkan oleh PPKI sebagai dasar Negara yang sah. Sedangkan, Asal mula yang tidak langsung adalah terdapat pada kepribadian bangsa.” Ungkap Dina
“Selanjutnya yaitu Pancasila Sebagai Pandangan Hidup Bangsa Istilah ideologi berasal dari kata ‘idea’ yang berarti ‘gagasan, konsep, pengertian dasar, cita-cita’ dan ‘logos’ yang berarti ‘ilmu. Kata ‘idea’ berasal dari kata bahasaYunani ‘eidos’ yang artinya ‘bentuk’. Di samping itu ada kata ‘idein’ yang artinya ‘melihat’. Maka secara harfiah, ideologi berarti ilmu pengetahuan tentang ide-ide (the science of ideas), atau ajaran tentang pengertian-pengertian dasar. Dalam pengertian sehari-hari, ‘idea’ disamakan artinya dengan ‘cita-cita’. Cita-cita yang dimaksud adalah cita-cita yang bersifat tetap, yang harus dicapai, sehingga cita-cita yang bersifat tetap itu sekaligus merupakan dasar, pandangan atau faham. Pengertian “ideologi” secara umum dapat dikatakan sebagai kumpulan gagasan-gagasan, ide-ide, keyakinan-keyakinan, kepercayaan-kepercayaan yang menyeluruh dan sistematis, yang menyangkut dan mengatur tingkah laku sekelompok manusia tertentu dalam berbagai bidang kehidupan. Yaitu bidang politik, bidang social, bidang kebudayaan, dan bidang keagamaan. ” Kata Dina.
Para mahsiswa masih antusias dalam memahami isi materi yang disampaikan, beberapa diantara mereka mencatat isi dari diskusi pada siang hari ini.
Diskusi pun masih berlanjut dengan pergantian pemateri yang membahas tentang Pancasila sebagai ideologi terbuka.
”Pancasila sebagai ideologi terbuka adalah sebagai suatu sistem pemikiran terbuka. Ciri-ciri ideologi terbuka adalah Merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat. Berupa nilai-nilai dan cita-cita yang berasal dari dalam masyarakat sendiri. Hasil musyawarah dan konsesus masyarakat. Bersifat dinamis dan reformasi. Nilai - nilai yang terkandung dalam ideologi pancasila sebagai ideologi terbuka: Nilai dasar, yaitu hakekat kelima sila pancasila. Nilai instrumental, yang merupakan arahan, kebijakan strategi, sasaran serta lembaga pelaksanaannya. Nilai praktis, yaitu merupakan realisasi nilai-nilai instrumental dalam suatu realisasi pengalaman yang bersifat nyata, dalam kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, berbangsa dan bernegara. “ Tutur Hafsah
“Nah, setelah mengetahui ideologi terbuka saya akan menjelaskan tentang ciri-ciri ideologi tertutup. Ciri-ciri ideologi tertutup antara lain yaitu: bukan merupakan cita-cita yang sudah hidup dalam masyarakat, bukan berupa nilai dan cita-cita, kepercayaan dan kesetian ideologis yang kaku, terdiri atas tuntutan kongkrit dan operasional yang diajukan secara mutlak.” Terang Hafsah
”Pancasila Sebagai Asas Persatuan dan Kesatuan Bangsa Indonesia Bagi Bangsa Indonesia sebagai suatu bangsa memiliki ciri-ciri sebagai berikut: Dilahirkan dari satuan nenek moyang, sehingga kita memiliki kesatuan darah. Memiliki satu wilayah di mana kita dilakukan, hidup bersama dan mencari sumber-sumber kehidupan. Memiliki satu wilayah di mana kita dilahirkan, hidup bersama dan mencari sumber-sumber kehidupan.” Ujar Hafsah
“Pancasila menjadi jati diri bangsa Indonesia mengandung arti bahwa Pancasila menjadi ciri khas bangsa Indonesia yang tidak ditemukan pada bangsa lain. Oleh karena itu bangsa Indonesia berkewajiban mempertahankan kemurnian Pancasila ditengah gencarnya arus globalisasi. Selain itu, Pancasila tidak hanya dijadikan pedoman bangsa, namun harus diamalkan dalam kehidupan sehari-hari, agar tegak berdiri dalam wadah NKRI.” Jelas Hafsah
Dari materi yang telah dipaparkan, saatnya masuk kepada sesi tanya jawab. Para mahasiswa sangat antusias pada diskusi kali ini, banyak sekali yang mengangkat tangan untuk mengajukan pertanyaan kepada pemateri. Namun, moderator hanya memberikan kesempatan bagi tiga orang penanya saja.
“Dalam sila pertama yang berbunyi ketuhanan yang maha esa mengandung arti bahwa setiap warga negara harus memiliki satu tuhan, lalu bagaimana pendapat kalian tentang atheis ?” pertanyaan pertama yang dilontarkan oleh Galih
“Tolong sebutkan implementasi dari pancasila sebagai etika politik?” pertanyaan kedua yang disampaikan oleh Faiq
Pertanyaan pun ditampung terlebih dahulu sebelum diberikan jawaban, dan pertanyaan terakhir pun disampaikan oleh Ida.
“Apa perbedaan nilai dasar dalam ideologi terbuka dan tertutup ?” tanya Ida.
Para pemateri pun berdiskusi sejenak untuk memberikan jawaban yang tepat kepada para penanya.
“Atheis memang tidak percaya adanya Tuhan, namun mereka bukan sepenuhnya tidak memiliki kepercayaan terhadap suatu zat yang supranatural, mereka masih percaya terhahap benda-benda atau makhluk lainnya” Jawab Adella
Setelah dijawab oleh Adella, nampaknya penanya belum puas dengan jawaban yang diberikan oleh pemateri. Akhirnya moderator pun memberi kesempatan kepada mahasiswa lainnya untuk mengemukakan argumennya.
“Sebenarnya atheis itu memiliki agama yang biasa disebut sebagai agama keturunan, tetapi orang atheis itu sendiri masih belum puas dan sangat penasaran atas apa yang dianut dirinya dan keluarganya, sehingga ia terus mencari-cari tentang tuhan dan tidak pernah puas, sehingga ia tidak percaya akan tuhan” Tambah Annisa
Dosen pun angkat suara.
“Bapak juga belum tahu pasti keberadaan atheis, tidak mungkin sekelompok mereka mengungkapkan atau mengakui ke-atheisan mereka. Mereka memiliki agama yang tertera dalam tanda pengenal yang mana tujuannya untuk keperluan administrasi dan untuk pekerjaan” Jelas Pak Oka
Pertanyaan pertama pun telah terjawab, selanjutnya pemateri menjawab pertanyaan berikutnya.
“Contohnya itu seperti yang ada pada sila ke-1 yaitu kebebasan beragama, kebebasan berpikir dan kebebasan berpendapat” jawab Dina
Kemudian moderator kembali memberi kesempatan bagi mahasiswa lain untuk mengemukakan argumennya.
“Implementasi dari etika politik itu seperti dalam partai politik, satu pihak tidak boleh menjatuhkan pihak lainnya, dan tidak boleh rasis.” Tutur Intan
Merasa tidak puas dengan jawaban akhirnya, beberapa mahasiswa menyanggah.
“Maksudnya tuh, pengaruh etika politiknya itu apa ? memang arti etika itu sendri dulu apa ?” sanggah Viriyanto
Pemateri pun menjawab.
“Etika itu landasan dalam berprilaku” Jawab Adella
“Nah, jadi landasan dasar berprilaku itu apa contohnya yang harus diikuti dalam politik?” Virianto menjelaskan maksud dari pertanyaan Faiq
Mahasiswa lainnya pun ikut menambahkan.
“Iya seperti itu, contohnya seperti pemilu harus dilaksanakan secara demokratis sesuai dengan nilai-nilai dalam sila ke-4” Jelas Evia
“Ya, contoh lainnya seperti musyawarah yang dilakukan dalam rapat kepemerintahan” tutur Adella
Akhirnya pertanyaan kedua pun berhasil terjawab, dan kini dilanjutkan kepada pertanyaan berikutnya.
“Nilai dasar itu sifatnya mutlak, sedangkan ciri-ciri ideologi terbuka itu salah satunya bersifat mutlak sehingga tidak bisa diganti seperti ketentuan dalam beragama, isi dari alquran dulu dan sekarang sama saja” Jawab Hafsah
Mendengar jawaban tersebut, mahasiswa lain pun menyanggah.
“Jika seperti itu, bagaimana dengan kitab injil yang terdapat perjanjian lama dan baru didalamnya ?” Tanya Galih skligus menyanggah
“Oke, jadi gini maksudnya. Dalam ideologi terbuka terdapat nilai dasar, instrumen dan praktis. Sedangkan di ideologi tertutup hanya terdapat nilai dasar dan tidak dapat dikembangkan” Jelas Adel
Karena belum puas, akhirnya mahasiswa lain pun ikut bersuara.
“Kalau seperti itu kenapa harus ada ideologi terbuka dan tertutup?” tanya Yulia
“Ya, dan kondisi seperti apa yang membuat ideologi tersebut harus tertutup?” tanya Anggi
Pemateri pun berdiskusi kembali, disamping itu mahasiswa lain menyampaikna pendapatnya.
“Jadi contohnya itu seperti ini, dulu yang agama yang diakui di Indonesia hanya 5 agama saja. Namun sekarang bertambah satu agama konghucu sehingga ada 6 agamaa yang diakui di Indonesia. Lima agama tersebut merupakan ideologi tertutup yang bersifat mutlak atau tidak dapat dirubah, nah ideologi terbukanya adalah penambahan agama baru tersebut atas dasar pertimbangan dan lainnya” terang Intan
Karena suasana diskusi semakin memanas, akhirnya dosen pun menengahi.
“Sebelumya saya ingin bertanya, pancasila itu termasuk ideologi terbuka atau tertutup? Sebenarnya pancasila itu bukan ideologi tertutup yang saya ketahui. Sifat pancasila itu sendiri dinamis dan fleksibel seperti sifat agama konghucu yag populasinya cukup banyak itu termasuk fleksibel sehingga bisa ditambahkan sebagai agama yang diakui di Indonesia. Sedangkan dinamis itu berkembang. Seperti penerapan sila ke-3 pada masa Soekarno dan masa sekarang itu berbeda. Politik saat itu seperti perang politik dengan negara malaysia dalam mempertahankan wilayah Indonesia lalu tempur. Sedangakan, pada zaman sekarang penerapannya tidak menyerang secara fisik dan maya tetapi berperang dengan cara diplomasi. Dengan demikian berarti pancasila itu fleksibel. Sedangakn untuk nilai dasar, nilai dasar itu sendiri merupakan manipulasi dari nilai pancasila. Ideologinya tertutup itu bersifat kaku. Paham komunis itu kaku karena menolak kepemilikan pribadi. Semua harta benda dimilik negara. Contohnya ada orang Cina pindah kewarganegaraan menjadi Amerika Serikat karena jika tetap berkewarganegaraan Cina, harta kekayaan mereka menjadi milik negara. Jadi contoh ideologi tertutup itu ideologi komunis, sedangkan ideologi pancasila itu ideologi terbuka” Tegas Pak Oka
Setelah selesai menjawab semua pertanyaan pada sesi pertama, moderator membuka sesi pertanyaan berikutnya dengan satu orang penanya saja.
“Apa langkah efektif memurnikan pancasila di era globalisasi?” Jawab cecep
Pemateri pun menjawab pertanyaan tersebut.
“Caranya dimulai dari diri kita, seperti menanamkan cinta tanah air, nasionalisme dan patriotisme dan lebih cinta prosuk Indonesia.” Jawab Hafsah
“Cinta produk Indonesia ? Coba sebutkan merk produk Indonesia yang bisa memenuhi kebutuhan hidup kita ?” Tanya Viriyanto
“Menuurut kami, produk Indonesia kurang menonjol. Karena Indonesia kan produktif itu sendiri warganya bersifat konsumtif bukan produktif sehingga produknya kurang menonjol” Jawab Hafsah
“Yang saya tahu, produk Indonesia itu seperti politron, sidomuncul dan lainnya” Ungkap Anggi
“Tapi apakah produk itu sering digunakan ? seperti elektronik, mayoritas memilih produk luar seperti samsung misalnya. Karena lanak muda lebih mengedepankan gengsi. Bagaimana itu?” Tanya Cecep
Perntanyaan itu dijawab langsung oleh dosen, karena mengingat waktu yang hampir habis.
“Menjaga generasi mudanya merupakan langkah utamanya . Ingatkan sesamanya agar generasi muda yang benar-benar tidak musnah. Seperti bisa menerapkan pendidikan karakterdan pendidikan pancasila, maka dari itu pendidikan pancasila dan kewarganegaraan menjadi mata kuliah wajib yang bertujuan untuk mengembangkan potensi generasi muda. Apabila generasi mudanya baik, makan selanjutnya juga akan baik pula. Dan peran media juga harus mendukung. Bukan malah peran media yang menghilangkan produk luar negri, tetapi harusnya lebih mengedapankan produk Indonesia.” Terang Pak Oka
Jadi kesimpulan dari materi kali ini, sebagai suatu nilai, pancasila memberikan dasar-dasar yang bersifat fundamental dan universal bagi manusia baik dalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara serta dalam beretika dalam politik. Pancasila merupakan falsafah negara kita Republik Indonesia, maka kita harus menjungjung tinggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila tersebut dengan setulus hati dan penuh rasa tanggung jawab. Pancasila adalah pandangan hidup bangsa dan dasar negara Republik Indonesia. Pancasila juga merupakan sumber kejiwaan masyarakat dan negara Republik Indonesia. Maka manusia Indonesia menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan utama dalam kehidupan kemasyarakatan dan kehidupan kengaraan.
Itulah diskusi kelompok yang dilaksanakan pada hari ini. Diskusi berjalan lancar sebagaimana mestinya meskipun sempat terjadinya keterlambatan dalam memulai diskusi pada hari ini. Namun, hal tersebut tidak mengganggu jalannya diskusi karena antusias para mahasiswa membuat diskusi kali ini begitu aktif.
0 komentar:
Posting Komentar